Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
merupakan sunnahtullah yang tidak bisa dihindari. Dalam konteks kajian ilmu
perkembangan psikologi merupakan proses
bertahap yang dialami oleh setiap
individu. Akan tetapi kita juga harus mengetahui secara pasti , apa yang
mendasari dan melatarbelakangi perubahan dan perkembangan pada individu tersebut. Bagaiamana pandangan Al-quran
maupun Hadist terkait dengan teori perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi
pada anak.
Dalam kajian mengenai perbandingan antara teori
perkembangan Islam dengan studi teori perkembangan secara umumnya, kita harus
terlebih dahulu mengerti definisi dari perkembangan, serta faktor-faktor yang
mendasari perkembangan dan pertumbuhan kemudian
bagaimana pandangan al-quran dan hadist yang berkaitan dengan proses
perkembangan dan pertumbuhan anak. Agar kita bisa mengetahui hakikat
pertumbuhan dan perkembangan bagi anak.
Definisi Perkembangan
Psikologi perkembangan menurut Islam memiliki kesamaan objek studi dengan
psikologi perkembangan pada umumnya, yaitu proses pertumbuhan dan perubahan
manusia.[1][1]
Secara biologis pertumbuhan itu digambarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an
sesuai firmannya pada surat Al-Mu’min ayat 67 sebagai berikut :
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ
مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا
ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ
يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
(٦٧)
Artinya:
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahaminya[2][2].
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahaminya[2][2].
Dari penjelasan ayat
diatas bahwa proses kejadian individu mengalami tahapan dan dinamika sejak dalam kandungan hingga lahir.
Seorang individu tumbuh menjadi anak, remaja atau dewasa yang mengarah pada proses pertumbuhan dan
perkembangan.
Dalam pandangan pakar
psikologi[3][3] , ketika pasca
melahirkan dan tumbuh menjadi dewasa maka akan megalami sebuah proses
pertumbuhan dan perkembangan yang secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu yakni ;
a. Endogen yaitu perubahan fisik maupun psikis sangat dipengaruhi oleh faktor
keturunan seperti postur tubuh, bakat, minat, kecerdasan, kepribadian, dan
sebagainya. Kalau kondisi fisik individu dalam keadaan normal bararti ia
berasal dari keturunan yang normal.
b. Exogen yaitu perubahan dan perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
dari luar individu itu sendiri. Faktor tersebut meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.Lingkungan fisik seperti sarana, fasilitas, letak geografis,
cuaca, iklim dan sebagainya.Sementara lingkungan sosial seperti keluarga,
tetangga, teman, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dll.
Teori diatas sesuai
dengan pesan nabi dalam sabdanya
“Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (suci membawa disposisi Islam Orang
tuanyalah yang mermbuatnya Yahudi (jika mereka Yahudi), Nasrani (jika mereka
Nasrani), atau Majusi (jika mereka Majusi).Seperti
binatang yang lahir sempurna, adakah engkau melihat mereka terluka pada saat
lahir?’’ (HR Bukhari).
Kemudian dalam Hadis
yang lain Nabi bersabda
” Ibunya (ibu Anas)
Ummi Sulaym (salah satu sahabat perempuan pada zaman Nabi) bertanya tentang
perempuan yang menyaksikan mimpi basah dalam tidurnya seperti laki-laki.Dia
menjawab, “Jika perempuan menyaksikan itu, ia harus mandi wajib
(janabah).’’Kemudian Ummi Salmah (isteri Nabi yang hadir) bertanya malu-malu,
“Apakah itu terjadi?’’Nabi menjawab, “Tentu saja!Bagaimana ini mendatangkan
keserupaan (jika tidak terjadi)?Sperma laki-laki merupakan tetesan putih yang
tebal sedangkan sel telur perempuan merupakan cairan kuning yang tipis. Manapun
diantara keduannya yang mengungguli yang lainnya, hasilnya akan mempengaruhi.’’
(HR. Muslim).
Dari uraian kedua hadist diatas
menunjukan bahwa psikologi perkembangan Islam memiliki kesamaan objek studi
dengan psikologi perkembangan pada umumnya, yaitu proses pertumbuhan dan
perubahan manusia. Cuma ada yang bisa membedakan diantara kedua teori diatas
yaitu kalau psikologi perkembangan yang pada umunya diterapkan hanya membatasi
penelitiannya dari konsepsi sampai kematian, maka melalui studi literatur
keagamaan, dapat memperluas ruang lingkup penelitiannya pada kehidupan yang
bersifat transedental, termasuk kehidupan setelah mati. Juga secara fundamental
memandang manusia sesuai dengan citranya sebagai khalifah Allah di muka bumi,
seperti yang diterangkan dalam Alquran dan hadist[4][4].
Dengan demikian kajian psikologi perkembangan Islam dengan studi psikologi
perkembangan pada umumnya ada kesamaan , hanya yang membedakan batasan dalam
wilayah kajian penelitian dan konsepnya yang hanya sampai kematian.
Dalam psikologi
perkembangan Islam menururt Radief Wisnu[5][5] terdiri dari beberapa
prinsip diantaranya adalah ;
a. Kehidupan manusia ( pertumbuhan& perkembangan ) merupakan proses yang
bertahap dan berangsur-angsur. Artinya bahwa Allah SWT dalam proses penciptaan
manusia senantiasa bertahap dan sesuai dengan takaran atau ukuranya.Sebagaimana
dikatakan dalam firmanya ...
... dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan segalanya
dengan ukuran-ukuran dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqaan 25:2)
Pertumbuhan dan perkembangan tidak dilakukan satu waktu akan tetapi
melalui proses dan tahapan-tahapan secara berangsur-angsur. Sebagaimana firman
Allah Swt :
Mengapa kamu tidak percaya kepada kebesaran Allah?Padahal Dia sesungguhnya
telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. (QS. Nuh 71:13-14)
Ahli tafsir Ibnu kasir mengomentari ayat diatas bahwa manusia tumbuh dari satu keadaan ke keadaan lain sedemikian rupa,
menjadi kanak-kanak setelah bayi, menjadi tua setelah muda dan kuat.
Banyak ayat Alquran
yang secara substansi cukup rinci membahas tentang tahapan kehidupan manusia di
dunia. Meski dalam beberapa ayat yang lain hanya menggambarkan tahap pertama
kehidupan manusia, yaitu tahapan prakelahiran. Salah satu contohnya adalah ayat
Alquran berikut ini:
...Dia menjadikanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan. Yang demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempuanyai
kerajaan.Tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (QS Al-Zumar 39:6)
Selain itu, berbagai
ayat Alquran juga menggambarkan kedua tahap (prakelahiran dan pascakelahiran)
dengan cara yang sangat jelas:
Dialah yang menciptakanmu dari tanah kemudian dari tetesan (nutfah),
sesudah itu dari segumpal darah (alaqah); kemudian dilahirkan-Nya kamu tumbuh
kepada masa (dewasa yang penuh kekuatan); kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi)
sampai tua, diantara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu, Kami perbuat
demikian supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu
memahaminya. (QS Al-Mu’min 40:67)
Alquran juga menyatakan
bahwa tahap pertama memiliki aturan dan waktu yang ditentukan untuk mencapai
tugas perkembangannya.Setelah itu tahap pertama ini terputus dengan adanya
kelahiran (melalui persalinan). Hal ini terlihat dalam petikan ayat berikut:
... dan Kami tetapkan dalam rahim siapa yang kami kehendaki sampai waktu
yang ditentukan... (QS Al-Hajj 22:5)
Ayat tersebut dalam
kutipan yang lebih lengkap terlihat membagi dua tahapan besar perkembangan
manusia, ayat tersebut berbunyi:
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka ketahuilah
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari tanah (turab), kemudian dari tetesan
(nutfah), kemudian segumpal darah (alaqah), kemudian dari struktur daging
(mudgah) yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna agar kami jelaskan
padamu, dan Kami tetapkan dalam rahim siapa yang Kami kehendaki sampai waktu
yang ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
berangsur-angsur kamu menjadi dewasa, dan diantara kamu yang diwafatkan dan
adapula yang diperpanjang umurnya sampai pikun, supaya tidak diketahui lagi
sesuatu yang dulu diketahuinya... (QS Al-Hajj 22:5)
Selain itu Nabi Muhammad
Saw. Juga memberi hadist yang secara akurat menggambarkan tahap pertama dengan
menyebutkan waktu perkembangannya, sebagaimana berikut ini:
“dari Abi Abd Rahman Abdillah Ibn Masud r.a berkata: Rasullah mengatakan
kepada kami, kejadiannya sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan pada
perut ibumu selama 40 hari berupa tetesan (nutfah), kemudian menjadi segumpal
darah (alaqah) dalam waktu yang sama, kemudian menjadi segumpal daging
(mudhgah) juga dalam waktu yang sama. Sesudah itu malaikat diutus untuk
meniupkan ruh kepadanya dan diutus untuk melakukan pencatatan empat kalimat,
yaitu mencatat rizkinya, usia, amal perbuatan, dan celaka atau bahagianya.” (HR Muslim)
Keterangan hadist diatas menunjukan bahwa dalam proses kejadian manusia
ada tahapan dan tidak dilakukan dalam satu waktu. Hal inilah yang dikataka para
ahli psikologi disebut dengan istilah teori
psikologi pertumbuhan dan perkembangan.
Kesimpulan
Psikologi perkembangan
menurut Islam memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembangan pada
umumnya, yaitu proses pertumbuhan dan perubahan manusia. jika psikologi
perkembangan membatasi penelitiannya dari konsepsi sampai kematian, yang
memiliki prinsip dasar yang terdiri dari kehidupan manusia merupakan proses
yang gradual, memiliki pola tertentu, merupakan proses kumulatif dan simultan,
melampaui keberadaan fenomenal duniawi, dan melewati periode kritis dan
sensitive tertentu.
Ada beberapa faktor
yang akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbahan anak diantaranya faktor
keluarga baik ditinjau dari sisi keturunanya maupun sifat dan karakter dari
kedua orang tuanya. Kemudian faktor lingkungan baik lingkungan keluarga,
pendidikan maupun masyarakat diamana ia berinteraksi. Maka disana individu akan
terwarnai, maka dari itu peran serta keluarga dalam menjaga dan mewarnai
anaknya guna menjadi anak yang sesuai yang dikehendaki.
Daftar Pustaka
1. Ade benih Nirwana , Psikologi Ibu, Bayi dan Anak ; penerbit Nuha Medika.
Yogyakarta 2011
2. Agoes Dariyo , Psikologi Perkembangan Remaja ; Penerbit Ghalia Indonesia.
Bogor 2004
3.
http://bacindul.blogspot.com. 2012
6.
Buku Pedoman Pelaksanaan, Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang
Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, hal. 10-13. Penerbit, Kementerian
Kesehatan RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar