Monday 14 December 2015

KUNCI SUKSES KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH



Seorang kepala sekolah yang mempunya berbagai tugas dan fungsi yang harus diemban dan dilaksanakannya dalam rangka terwujudnya sekolah yang efektif,  produktif, mandiri dan akuntabel sedikitnya terdapat sepuluh kunci kepemimpinannya, yaitu :
1.    Visi yang Utuh
       Visi merupakan impian/harapan cita-cita yang ingin dicapai oleh warga sekolah. Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang, mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan. Visi sekolah dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional.

       Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:

- Berorientasi ke depan
- Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini
- Mengekspresikan kreatifitas
- Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat

Karakter kepala sekolah yang memiliki visi yang utuh dpat diidentifikasi sebagai berikut :
a.    Berniat ibadah dalam melaksanakan tugasnya;
b.    Beragama dan taat  melaksakan ajarannya;
c.    Berniat baik sebagai kepala sekolah ;
d.   Berlaku adil dalam memecahkan masalah;
e.    Berkeyakinan bahwa bekerja dilingkungan sekolah merupakan Ibadan dan panggilan jiwa;
f.     Bersikap tawadhu (rendah hati);
g.    Berhasrat untuk memajukan sekolah;
h.    Tidak terlalu bernafsu terhadap imbalan materi dan hasil pekerjaannya;
i.      Bertanggung jawab terhadap segala ucapan dan perbuatannya.

2.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab,mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. 
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan mengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Maka dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah harus menjaga kepercayaan dan tangung jawab dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya sehingga akan memberikan pengaruh yang baik kepada seluruh komponen-komponen yang terlibat dalam organisasi sekolahnya.

3.    Keteladanan
Dalam Al-Quran kata teladan diibaratkan dengan kata-kata uswah yang kemudian dilekatkan dengan kata hasanah, sehingga menjadi padanan kata uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik. Dalam Al-Quran kata uswah juga selain dilekatkan kepada Rasulullah SAW juga sering kali dilekatkan kepada Nabi Ibrahim a.s. Untuk mempertegas keteladanan Rasulullah SAW Al-Quran selanjutnya menjelaskan akhlak Rasulullah SAW yang tersebar dalam berbagai ayat dalam Al-Quran.
Diantaranya adalah Al-Quran  surat  Al-Fath ayat: 29 yang artinya yaitu sebagai berikut:
“Muhammad itu adalah utusan Allah SWT yang orang-orang bersamanya adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih saying terhadap sesama mereka, kamu melihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah SWT …”. (QS. Al-Fath: 29).

Perilaku keteladanan kepala sekolah bisa ditunjukan pula dengan selalu menghargai bawahan baik guru maupun siswanya, penghargaan tidak hanya ditunjukan dengan materi tetapi bisa dilakukan dengan ungkapan-ungkapan yang menyenangkan

4.    Memberdayakan Staf
Pemberdayaan staf sudah merukan suatu hal yang sangat diperlukan dalam sistem pendidikan saat ini dimana peranan staf sangat signifikan dalam sistem pendataan yang harus serba on time, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam pemberdayaan stafnya, diantaranya :
a.    Apresiasi (Appreciation);
b.    Pendekatan (Approach);
c.    Perhatian (Atention).

5.    Mendengarkan Orang Lain (Listening)
Menjadi pendengar yang baik adalah merupak suatu syarat mutlak yang harus dimilki oleh setiap pemimpin tidak terkecuali seorang kepala sekolah untuk bisa memiliki pengaruh terhadap guru, dan warga sekolah lainnya.
Dengan memilki pengaruh yang baik maka seorang kepala sekolah akan mendapatkan kemudahan dalam menginstuksikan /memberdayakan seluruh warga sekolah, sehingga tyjuan yang diharapkan akan mudah dicapai.
Banyak alasan mengapa seorang kepala sekolah harus menjadi pendengar yang baik, yaitu :
a.         Membangun kepercayaan;
       Dengan mendengarkan akan terjadi dialog yang pada akhirnya akan terbangun kepercayaan     dari lawan bicara.
b.         Kredibilitas;
       Dengan menjadi pendengar yang bersungguh-sungguh akan timbul kredibilitas yang baik pula sehingga bawahan akan mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap atasannya.
c.         Dukungan;
       Dukungan akan timbul ketika seorang kepala sekolah memberikan  dukungan pula kepada bawahannya
d.        Menjadikan sesuatu terlaksana;
     Sebagaimana membangun kepercayaan, dengan menjadi pendengar yang baik maka pelaksanaan dari setiap program sekolah yang telah direncakan sebelumnya akan mudak dilaksnakan.
e.         Informasi;
Dengan menjadi pendengar yang baik maka semua informasi akan mudah dikumpulkan yang pada akhirnya akan menjadi bahan pertimbangan dalam merencakan sebuah perencanaan sekolah.
f.          Pertukaran
Dengan menjadi pendengar yang baik akan terjadi pertukaran informasi

Menurut Watson (1995)ada empat gaya mendengarkan yang biasanya digunakan orang, begantung pada kesukaan dan tujuannya. Keempat gaya tersebut sebagai berikut:
a)         Gaya orientasi orang (pople-oriented)
b)        Gaya orientasi isi (content-oriented)
c)         Gaya oientasi tindakan (action-oriented)
d)        Gaya orientasi waktu (time-oriented)

6.   Memberikan layanan prima
Beberapa upaya  sekolah dalam memberikan layanan prima adalah sebagai berikut:
a.    Disiplin kehadiran guru.
b.   Sikap ramah guru.
c.    Sikap ramah dan layanan yang cepat dari para tenaga kependidikan.
d.    Memberi penghargaan / pujian yang wajar kepada peserta didik yang berprestasi.
e.   Memberi teguran / hukuman yang wajar dan tanpa menyinggung perasaan terhadap peserta didik yang melakukan pelanggaran.
f.     Memberikan layanan tambahan bagi peserta didik yang memerlukan tambahan belajar.
g.   Bersikap ramah dan kooperatif dengan masyarakat dan orangtua.
h.   Membantu peserta didik secara optimal dalam menghadapi dan memecahkan berbagai masalah.
i.     Menjaga keharmonisan dengan instansi terbaik baik atasan maupun lainnya.
j.     Melakukan perbaikan secara berkesinambungan dengan memperbaiki layanan yang kurang memuaskan.

7.   Mengembangkan Orang
Dalam mengoptimalkan SDM di sekolah, perlu diupayakan agar setiap tenaga kependidikan yang ada, baik guru maupun tenaga administrasi, dapat mengembangkan kemampuan dan kariernya secara optimal. Hal ini memberi dampak terhadap mutu layanan yang diberikan, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

Michael (2004) mengemukakan prosedur menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah sebagai berikut.
a.       Tentukan tujuan bersama yang jelas;
b.      Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota;
c.       Sediakan waktu untuk menentukan kerjasama;
d.      Hidari masalah yang bisa diprediksi;
e.       Gunakan aturan sekolah yang telah disepakati bersama;
f.       Senantiasa bekerjasama;
g.      Wujudkan gagasan menjadi kenyataan;
h.      Perangi konflok negative, dan jangan sekali-kali menumbuhkan konflik;
i.        Saling percaya;
j.        Evaluasi tim secara teratur dan berkelanjutan;
k.      Jangan menyerah.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalm mengembangkan bawahan, antara lain dengan memberi tugas-tugas yang cocok dan cukup menantang, memberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan serta memberi penghargaan pada bawahan yang berprestasi dalam pekerjaannya. Mengembangkan tenaga kependidikan adalah upaya agar dapat lebih optimal dalam bekerja sama.

8.   Memberdayakan  Sekolah
Pemberdayaan merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan kinerja yang terbaik dari staf atau pihak yang di bina. Pemberdayaan lebih dari sekedar pendelegasian tugas dan kewenangan tetapi juga pelimpahan proses pengembangan keputusan dan tanggungjawab secara penuh (Stewart, 1998).
Cara memberdayakan sekolah yaitu bentuk pemberdayaan yang disarankan adalah kerja sama. Secara tradisional, budaya organisasi itu, dapat berjalan menurut empat budaya yaitu budaya kekuasaan, budaya peran, budaya tugas dan budaya perorangan (Stewart, 1998). Kepala sekolah yang akan menumbuhkan budaya pemberdayaan disekolah perlu dua hal yaitu
-          Kepercayaan.
yang dapat dibangun dengan tidak langsung memberikan hukuman atas pelanggaran yang terjadi, dan
-          keterbukaan.
Dengan memberikan keterbukaan yang selebar-lebarnya maka segala macam informasi akan dapat di peroleh yang pada gilirannya seorang kepala sekolah aka terhindar dari pengambilan keputusan yang tidak tepat.

9.  Fokus Pada Peserta Didik
Kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh kepala sekolah adalah bahwa peserta didik harus belajar secara optimal. Perhatian pada peserta didik juga termasuk bagaimana memperhatikan motivasi belajar mereka. Peserta didik yang belajarnya masih memerlukan motivasi dibimbing, dengan menugaskan guru BP. Proses belajar harus menjadi perhatian utama kepala sekolah dan segala fasilitas yang ada harus diarahkan pada kegiatan belajar peserta didik, karena melalui proses belajar yang optimal paling tidak peserta didik sudah dapat diberi layanan prima. Layanan peserta didik harus juga diarahkan pada tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan oleh peserta didik, seperti buku, alat tulis, dan alat-alat olahraga.
Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan yang lebih tinggi akan memberikan manfaat yang besar dalam rangka mengembang semua potensi yang dimiliki oleh pesertadidik.

10.  Manajemen yang mengutamakan Praktik
Seorang kepala sekolah harus pandai berteori dan mempratikkan gagasan tersebut dalam tindakan nyata. Paktik adalah tindakan nyata seorang kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya.
Kepala sekolah jangan hanya pandai berteori tetapi harus melakukan berbagai tindakan nyata yang dapat menghasilkan sesuatu. Untuk itu kepala sekolah harus memiliki inovatif yang dapat dicerminkan dalam bekerja secara Konstruktif, Kreatif, Delegatif, Integratif, Pragmatis, Adaptabel dan fleksibel

Untuk melakukan sifat-sifat diatas, kepala sekolah harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya. Dalam hal ini, kepala sekolah harus mampu bertindak sesuai dengan situasi dan kondisi guru, tenaga kependidikan dan warga kepala sekolah lainnya.


No comments:

Post a Comment

Manajemen Pembinaan Akhlak

Indonesia kini tengah berada dalam kondisi krisis dan dekadensi moral. Terjadinya kerusakan atau kemerosotan moral di Indonesia disebabkan ...